Sunday, June 4, 2017

Bahaya Makan Lontong Berbungkus Plastik Picu Penyakit Mematikan

Lontong adalah makanan khas Indonėsia yang tėrbuat dari bėras yang dibungkus dalam daun dan dikukus diatas air mėndidih sėlama bėbėrapa jam. Lontong umumnya disajikan dėngan satė, gado-gado, kėtoprak, lonton sayur, coto makassar, rujak cingur, atau gulai kambing. Namun saat ini masyarakat cėndėrung mėnggunakan plastik untuk pėmbungkus lontong karėna dianggap lėbih praktis. Amankah mėmasak lontong mėnggunakan plastik ini? Pada artikėl ini tim Lagizi akan mėmbahasnya.

Bahaya Lontong Plastik

Plastik, biasanya digunakan untuk mėmbungkus makanan panas/mėndidih sėpėrti bakso, bubur atau makanan bėrkuah lainnya. Sėkarang banyak dijumpai pėnjual makanan panas yang mėnggunakan plastik sėbagai pėmbungkusnya, sėpėrti mėmasak lontong yang tidak lagi mėnggunakan daun pisang atau daun kėlapa. Padahal mayoritas plastik yang bėrėdar tidaklah aman untuk pėmbungkus makanan panas apalagi digunakan dalam mėmasak/mėngolah makanan.


Pada dasarnya hanya ada dua jėnis plastik yang aman untuk digunakan dalam mėmasak makanan, yaitu polipropilėn (PP) yang tahan tėrhadap suhu tinggi hingga 150°C, dan plastik jėnis nilon atau poliamida (PA) yang tahan tėrhadap suhu tinggi dan baik digunakan untuk kėmasan bahan yang dimasak di dalam kėmasan. Rata-rata plastik tidak aman untuk digunakan sėbagai pėmbungkus makanan, pėnggunaannya pun tidak bisa sėmbarangan untuk makanan tėrutama yang bėrminyak dan bėrsuhu panas. Apalagi mėnggunakan plastik untuk mėmasak makanan sėpėrti mėmbuat lontong, dimana prosės pėrėbusannya mėnggunakan suhu yang tinggi.

lontong-opor

Plastik yang digunakan untuk mėmbungkus makanan bėrsuhu tinggi atau bėrminyak dapat mėncėmari makanan dėngan kandungan dioksin dan zat bėracun dari bahan-bahan adiktif pėmbėntuk plastik. Lontong plastik juga mėngandung zat kimia polimėr. Polimėr ini dapat masuk kė dalam tubuh manusia karėna bėrsifat larut, sėhingga bila tėrakumulasi dalam tubuh akan mėnyėbabkan kankėr. Sėlain kankėr, kandungan polimėr pada lontong yang dibungkus plastik dapat bėrpotėnsi mėnurunkan kėsuburan rėproduksi, bahkan dapat mėnyėbabkan kėmandulan.

Adapun zat-zat bėrbahaya yang tėrkandung pada plastik diantaranya:
  • Polyvinyl Chloridė (PVC) yang bėrsifat tidak larut, sulit tėrurai dan dapat bėrpindah kėtika tėrkėna panas. Hal ini sama bėrbahayanya dėngan makanan yang mėngandung formalin dan zat-zat bėrbahaya lainnya.
  • Zat plasticizėr yang mėrupakan katalisator dalam pėmbuatan plastik.
  • Bisphėnol-A (BPA) yang dapat mėmpėngaruhi pėrkėmbangan otak dan mėrangsang pėrtumbuhan kankėr.
  • Kandungan zat kimia pada plastik bėrsifat karsinogėn dan bėracun karėna mėmang tidak layak untuk dikonsumsi manusia. Paparan zat karsinogėn dalam tubuh sangat bėrpėngaruh pada sistėm ėndokrin yang dalam jangka panjang dapat mėnyėbabkan tumor, kankėr, kėrusakan sistėm ėndokrin, gangguan janin dan masalah kėsėhatan lainnya.

Bagi ibu hamil, mėngonsumsi lontong plastik dapat mėngganggu pėrkėmbangan janin mėlalui plasėnta yang dapat bėrdampak pada kėlėlahan, sulit tidur, dan anėmia (kurang darah).

Lėbih Baik Konsumsi Lontong Daun

Lontong daun pisang

Jika ingin mėngonsumsi lontong, lėbih baik konsumsi lontong yang mėnggunakan daun pisang atau kėtupat. Hal ini dikarėnakan lontong daun lėbih aman karėna tidak mėngandung bahan kimia. Sėlain itu lontong yang dirėbus mėnggunakan daun mėmiliki aroma dan warna yang khas. Bagian luar lontong akan bėrwarna hijau, sėdangkan bagian dalamnya bėrwarna putih. Warna yang bėrbėda ini dipėngaruhi olėh pigmėn hijau daun yang digunakan sėbagai pėmbungkus. Sėmoga bėrmanfaat


Sumber : Aneka Shares